blog ini dalam masa memperbaiki diri,, silahkan kasi kritik dan sarannya demi kemajuan kita bersama ^^ trus jangan lupa di follow ya,,

Senin, 18 Oktober 2010

Pengantar Linguistik Umum Bahasa Jepang

Linguistik sebagai ilmu yang spesifik ialah ilmu yang mempelajari bahasa secara lisan/ tulisan dan termasuk dalam kebudayaan berdasarkan struktur dan bahasa yang dikaji secara metode ilmiah, Istilah linguistik dalam bahasa jepang disebut dengan gengogaku. Sedangkan Linguistik bahasa Jepang disebut dengan Nihongo-gaku. Kata nihonggo-gaku bisa diterjemahkan dengan Ilmu Bahasa Jepang.
Dalam linguistik, yang dikaji bisa berupa kalimat, kosakata, atau bunyi ujaran bahkan sampai pada bagaimana bahasa diperoleh, serta bagaimana sosio-kultural yang mempengaruhi masyarakat pengguna bahasa tersebut.
Ada beberapa cabang ilmu linguistik yang bisa dipelajari sebagai ilmu, ialah sebagai berikut:
·      Fonetik (onseigaku), yaitu ilmu yang mengkaji tentang bagaimana bunyi bahasa dihasilkan, bagaimana bunyi tersebut bisa sampai pada telinga seseorang serta bagaimana orang tersebut memahaminya.
·      Fonologi (oninron), yaitu ilmu yang mengkaji tentang fonem-fonem dan aksen suatu bahasa.
·      Morfologi (keitairon), yaitu ilmu yang mengkaji tentang jenis-jenis dan proses pembentukan kata dalam suatu bahasa.
·      Sintaksis (tougoron/ sintakusu), yaitu ilmu yang mengkaji tentang struktur kalimat atau kaidah-kaidah yang mengatur suatu kalimat dalam suatu bahasa.
·      Semantic (imiron), yaitu ilmu yang mengkaji tentang makna kata, frasa, dan klausa dalam suatu kalimat.
·      Pragmatic (goyouron), yaitu ilmu yang mengkaji makna bahasa dihubungkan dengan situasi dan kondisi pada saat bahasa tersebut digunakan.
·      Sosiolinguistik (shakaigengogaku), yaitu salah satu cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat pemakai bahasa tersebut.
Selain cabang-cabang di atas ada juga linguistik kognitif (ninchi gengogaku), psiko-linguistik (shinri gengogaku) dan sebagainya.
Untuk menyampaikan bunyi bahasa jepang yang jumlahnya terbatas, digunakan 4 macam huruf, yaitu: huruf hiragana, huruf katakana, huruf kanji dan huruf romaji.
Huruf hiragana dan katakana sering disebut dengan huruf kana. Hiragana digunakan untuk menulis kosakata bahasa jepang asli, apakah secara utuh atau digabungkan dengan huruf kanji. Huruf katakana digunakan untuk menulis kata serapan dari bahasa asing (selain bahasa cina) dalam telegram, atau ketika ingin menegaskan suatu kata dalam kalimat. Jumlah huruf hiragana dan katakana masing-masing 46 huruf. Huruf kanji yaitu huruf yang merupakan lambing, ada yang berdiri sendiri ada juga yang harus digabung dengan huruf hiragana ketika digunakan untuk menunjukkan suatu kata.
Bunyi bahasa timbul karena ada tiga hal, yaitu: aliran udara, articulator dan titik articulator. Alat ucap manusia terdiri dari bibir, gigi, gusi, lidah, langit-langit, tenggorokan, pita suara dan lain-lain.
Bunyi vocal terjadi karena aliran udara yang keluar dari paru-paru terus naik, sehingga menggetarkan pita suara. Jenis bunyi vocal dalam bahasa jepang ditentukan oleh lima hal berikut:
1.      tinggi rendahnya posisi lidah.
2.      posisi lidah
3.      bulat tidaknya bentuk bibir
4.      berhubungan tidaknya dengan rongga hidung
5.      bergetarnya pita suara
Jenis konsonan ada 6, yaitu:
·      konsonan letupan; yaitu t, d, z
·      konsonan kontinen; m, b
·      konsonan gesekan; s, z
·      konsonan sengau; ng
·      konsonan sampingan
·      konsonan kembar
Menurut kualitas dan kuantitas jenis vocal terbagi 4 yaitu: vocal tinggi, vocal rendah, vocal tengah, vokal belakang.
Istilah morfologi dalam bahasa jepang dikenal dengan sebutan keitaron, objek yang dipelajari yaitu tentang kata (go/ tango), dan morfem (ketaiso). Morfem (ketaiso) merupakan satuan bahasa terkecil yang memiliki makna dan tidak bisa dipecahkan lagi ke dalam satuan makna yang lebih kecil lagi.
Secara garis besar pembagian jenis kata (hinshi bunrui) dalam bahasa jepang ada enam macam seperti berikut:
1.      Nomina (meishi), yaitu kata benda yang bisa berfungsi sebagai subjek atau objek dalam kalimat.
2.      Verba (doushi) yaitu kata kerja yang bisa berfungsi menjadi prediket dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk (katsyou) dan bisa berdiri sendiri.
3.      Adjektiva (keiyoushi) yaitu kata sifat, mengalami perubahan bentuk dan bisa berdiri sendiri.
4.      Adverbia (fukushi) yaitu kata keterangan, tidak mengalami perubahan bentuk.
5.      kopula (jodoshi), yaitu kata kerja bantu, mengalami perubahan bentukdan tidak bisa berdiri sendiri.
6.      partikel (joshi) yaitu kata bantu, tidak bisa berdiri sendiri dan tidak mengalami perubahan bentuk.
Morfem isi (Naiyou keitaisho) adalah morfem yang menunjukkan makna aslinya, seperti nomina, adverbial dan gokan dari verba atau adjektiva, sedangkan morfem fungsi (kinou keitaisho) adalah morfem yang menunjukkan fungsi gramatikalnya, yakni partikel, gobi dari verba, adjektiva dan kopula.
Proses pembentukan kata dalam bahasa jepang disebut dengan istilah gokeisei. Hasil pembentukkan kata dalam bahasa jepang sekurang-kurangnya ada empat macam yaitu: 1. haseigo, 2. fukugougo/ goseigo 3. karikomi/ shouryaku dan 4. toujigo.
Kata yang terbentuk dari penggabungan naiyou-keitaiso dengan setsuji disebut haseigo (kata kajian). Proses pembentukkannya: settouji (awalan) +  morfem isi atau morfem isi + setsubiji (akhiran). Awalan o, go, su, ma, ka bisa digolongkan ke dalam settouji, sedangkan akhiran sa, mi, teki, suru termasuk ke dalam setsubiji.
Contoh:     O + nomina     = o kuruma
                  Go + nomina   = go kazoku
                  Su + nomina    = su de
                  Ma + nomina   = ma mizu
                  Ka + adjektiva      = ka bosoi
                  Ku + adjektiva      = ko urusai
Fungsi settouji O dan Go yaitu sebagai penghalus dan digunakan hanya untuk orang lain. Fungsi settouji Su untuk menyatakan arti asli/ polos, sehingga pada kosakata Sude dari kata Te berubah makna menjadi tangan kosong. Settouji Ma untuk menyatakan kemurnian atau ketulusan; settouji Ka untuk menyatakan arti sangat; dan Ko menyatakan arti agak/ sedikit.
Contoh perpaduan morfem isi + setsubiji:
                  Gokan dari adjektiva + sa             = samusa
                  Gokan dari adjektiva + mi            = amami
                  Nomina verba + suru                     = benkyousuru
                  Nomina + teki                               = keizaiteki
Kata yang terbentuk sebagai hasil penggabungan beberapa morfem isi disebut dengan fukugougo atau gouseigo (kata majemuk).
Contoh:     nomina + nomina              = ama gasa
                  Nomina + verba                = higaeri
                  Verba + nomina                = tabemono
                  Verba + verba       = verba            = toridasu
                  Verba + verba = nomina   = ikikaeru
Karikomi merupakan akronim yang berupa suku kata ( silabis) dari kosakata aslinya, sedangkan settouji merupakan singkatan huruf pertama yang dituangkan dalam huruf romaji.
Contoh karakomi/ shouryaku:
テレビヒオン Terebishon               =          テレビ terebi
Contoh Tojigo
Water Closet   =          WC
Dalam bahasa jepang, kata yang mengalalami perumbahan bentuk disebut yougen, sedangkan kata yang tidak mengalami perubahan bentuk disebut taigen. Yougen terdiri dari doushi (verba), jodoushi (kopula) dan keiyoushi (adjektiva).
Kata kerja dalam bahasa jepang mempunyai perubahan (konjugasi) menurut pemakaiannya dalam kalimat. Konjugasi ini disebut katsuyo.
Berdasarkan perbedaan aturan katsuyonya, doushi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
  1. gogan katsuyo doshi, adalah kata kerja yang berakhiran u, tsu, ru, bu, mu, ku, su, gu. Contoh: kaku, yomu, asobu, au, hanasi dan lain-lain.
  2. Ichidan katsuyo doshi, dibagi menjadi 2 macam yaitu:
·      kami ichidan katsuyo (kata-kata yang berakhira iru) contoh: miru, okiru, dll. Dan
·      shimo ichidan katsuyo (kata-kata yang berakhiran eru). Contoh: taberu, deru, oboeru dll.
  1. Henkaku katsuyo doshi, adalah kata kerja yang perubahannya tidak tetap. Golongan ini terbagi 2 yaitu
·         ka-henkaku katsuyo, hanya terdapat satu kata kerja, yaitu kuru (datang).
·         sa henkaku katsuyo, hanya terdapat satu kata kerja yaitu suru (melakukan).
Perubahan bentuk kata disebut konjugasi,, kaojugasi dalam bahasa jepang:
·      Mizenkei, yaitu perubahan bentuk verba yang didalamnya bentuk maksud, bentuk pasif, bentuk menyuruh.
·      Renyokei, yaitu perubahan bentuk verba yang menyangkut bentuk formal bentuk masu, bentuk –te, bentuk –ta.
·      Shusikei, yaitu verba bentuk kamus yang digunakan di akhir kalimat.
·      Rentaikei, yaitu verba bentuk kamus yang digunakan sebagai modifikator.
·      Kateikei, yaitu perubahan verba ke dalam bentuk pengandaian.
·      Meireikei, yaitu perubahan kata kerja dalam bentuk menyuruh.