Perkenalkan namaku Hana, usia menginjak 30 tahun, seorang istri dan mempunyai seorang anak lelaki yang tampan. Sudah sekitar 6 bulan aku menganggur, lebih tepatnya menjadi ibu rumah tangga Full day. Jangan ditanya gimana rasanya, pokoknya asam, manis, asinnya sudah pernah dirasakan.
Awalnya pasti terkejut badan lah ya. Biasa bangun, langsung mandi, sholat subuh siap-siap masak, beres rumah, mandiin anak lalu berangkat kerja. Sekarang bangun pagi, sholat subuh, masak berleha-leha, beres rumah bersantai-santai, mandiin anak lebih siang sedikit, lanjut kerjaan rumah tangga lain.
Senang memang jadi Ibu rumah tangga, tapi terkadang ada rasa iri melihat teman-teman yang masih aktip bekerja. Tapi itu semua kutepis, karena ada banyak alasan kenapa aku memutuskan resign dari perusahaan yang sudah lima tahun menjadi pusaran duniaku.
"kenapa sih kakak resign?" adikku yang paling kecil pernah bertanya padaku saat itu.
"kenapa ya? Hmm, uda ga nyaman aja, takut nanti anak kakak melupakan sosok ibunya karena ibunya berkerja dari pagi sampai malam." celutukku waktu itu, tapi itu bukan alasan sebenarnya.
Di waktu yang lain, saat aku mengatakan pada ayah bahwa aku sudah mengajukan resign, ayah marah besar. Dia bertanya "kenapa kau resign?"
"aku takut siksa api neraka yah." jawabku takut-takut saat itu. Ayah terdiam lalu mendengarkan penjelasanku tentang riba, siapa pelaku riba dan apa dosanya, saat itu ayah seperti membantah, tapi lama lama hatinya luluh.
Begitupun dengan mertuaku, dia memang tidak marah, tapi menasehati kenapa tidak mencari pekerjaan lain dulu sebelum memutuskan resign. Tapi aku mantap mengeluarkan ayat-ayat alqur'an yang membahas tentang riba.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (Qs. Ali Imron [3]: 130)
Aku tahu ayah dan mertuaku khawatir dengan kehidupan kami selanjutnya nanti bagaimana kalau aku tidak bekerja. Kalau hanya mengandalkan penghasilan suami apa bisa? Aku juga tahu kok tidak akan bisa, karena gaji suami juga tidak besar. Paling cukup untuk biaya makan sehari-hari. Tidak untuk bermewah-mewahan.
Namun, aku juga tidak tinggal diam. Mau gimana pun aku juga harus tetap mencari pekerjaan, selain aku sudah mulai bosan dengan kehidupan santaiku, stok tabungan juga sudah menipis. Tapi aku membuat patokan kerjaan apa yang akan aku cari.
Pertama, bukan pekerjaan riba, tentunya. Kedua, bukan pekerjaan yang mengharuskan bekerja dari pagi sampe malam, ketiga, dekat dengan rumah.
"mana ada kerjaan yang kayak gitu untuk kau yang usianya uda mau kepala tiga!" nyinyir kakakku dari sambungan telepon saat aku curhat mau cari pekerjaan.
"makanya doakanlah!" pintaku saat itu
Pada saat itu aku dongkolnya bukan main, tapi benar juga apa yang dikatakan kakak. Sudah 6 bulan aku mencari hasilnya masih belum ada.
Padahal selama enam bulan ini, aku pernah dipanggil wawancara di salah satu startup yang lagi naik daun di Indonesia, lulus memang tapi aku ditempatkan jauh dari pulau sumatera, jadi aku tolak. Di waktu yang lain pernah diwawancara untuk menjadi staf pengajar di salah satu sekolah di Medan. Namun tidak lulus. Karena pengalaman mengajarku hanya 2 tahun, itu pun waktu aku masih kuliah dan saat masi pengangguran.
Yang lebih menggoyahkan hatiku adalah saat ditawari kerja di perusahaan saingan perusahaanku dulu. Sedikit tergiur karena tawaran gaji lebih tinggi, namun untung saat itu ada suami yang mengingatkan.
"kemarin adek bilang keluar dari perusahaan sebelumnya karena apa? Kenapa malah masuk ke dunia itu lagi?"
"tapi gajinya lebih gede bang." mungkin saat itu hatiku tergoyahkan dan sudah dipenuhi setan, tidak ingat alasan aku resign karena apa.
"abang gamau adek pulang malam, terus ngeluh ngeluh. Ingat anak dek!" ucap abang lemah lembut.
"astaghfirullah, maap bang, adek lupa!"
Begitulah, sekelumit kisahku dalam mencari pekerjaan di usia ini. Padahal, aku lulusan universitas ternama di medan, cumlaude lagi, punya pengalaman kerja sebagai pengajar marketing, bahkan pernah menjadi back office. Tapi itu tidak menjamin bisa dapat pekerjaan dengan mudah.
Akhirnya aku mencoba banting setir. Aku berniat mencoba mulai buka usaha. Mertuaku menyuruhku mencari usaha apa yang bisa dilakukan, katanya dia mau modalin.
Mulailah aku buat resep macem macem, buat kue-kue, buat es mambo, buat gorengan. Masih uji coba buat aja belum ada niat dijual sudah gagal. Memang dari dulu aku tidak punya bakat memasak. Beberapa waktu kemudian aku mencoba jual khimar, gamis dll. Ternyata kurang laku, rugi bandar. Batal buka usaha.
Akhirnya aku galau, dan mencari kesibukan dengan membaca buku buku tentang agama, menonton video-video ustaz, baca facebook yang isinya Pilpres dan mencoba menulis lagi apa yang bisa ditulis.
Galauku akhirnya mendapat pencerahan dari salah satu ustaz dari video yang aku tonton.
Dia mengatakan "jika kau mencari dunia, hanya dunia yang kau dapat. Jika kau mencari akhirat, maka dunia dan akhirat akan kau dapat."
Saat itu hatiku terdetak. Benar. Selama ini aku hanya mencari dunia. Urusan akhirat terabaikan.
"kalau kau mencari rezeki. Minta sama yang punya rezeki, minta sama Allah. Perbaiki sholatmu, ibadahmu, niscaya Allah akan membukakan pintu rezeki seluas luasnya kepadamu" lanjut ustaz lagi dalam video itu.
Akhirnya setelah Saat itu aku langsung memohon ampun kepada Allah, memperbaiki sholatku, memperbanyak ibadah. Aku tidak berharap apa-apa. Hanya meminta dibukakan rezeki sama Allah. Dikuatkan hati untuk beribadah karena Allah.
***
Beberapa hari yang lalu, ada temanku yang menshare lowongan pekerjaan sebagai guru bimbel part time, b dekat pula dengan alamat rumah. Saat itu langsung aku telepon temenku itu.
"kak ris, aku maulah kerja di tempat yang kakak share itu" kataku setelah berbasa basi menanyakan kabarnya.
"bukannya kau kerja di bank bank itu?" tanyanya.
"ih uda resign aku kak,, uda lebih enam bulan nganggur kak. Jadi admin atau jd tukang sapu sapunya pun gak papa lah kak." ucapku bercanda
"kau pulak ga ngomong uda resign, kemarin aku butuh admin, sekarang udah ada."
"jadi ga ada ya kak?" tanyaku lagi.
"ngajar mau?" tanyanya balik.
"mau kali pun kak."
"yaudah tunggu sebentar. Kakak tanya dulu ya. Nanti kakak wa aja ya."
"ok kak!"
Akhirnya ada kesempatan untuk bekerja lagi. Ya Allah senang hatiku bukan main. Mungkin ini kesempatanku, setelah jatuh bangun enam bulan mencari pekerjaan. Benar kata pak ustaz, kalau mencari akhirat akan dapat dunia dan akhirat.
Tapi, kalau ternyata belum ada gimana ya pikirku, karena kakak itu bilang dia masih mau tanya dulu, waduh jadi was was.
Perlahan hatiku mulai tenang. Tidak apa apa, Allah aja menjamin, ketika sudah melewati berbagai kesulitan, suatu saat pasti mendapat kemudahan. Allah tidak akan menguji seseorang dengan melewati batas kemampuannya. Janji Allah pasti. Tidak akan diingkari.
Tak lama, ting! Wa masuk ke hapeku
"besok datang ya ke alamat ini, langsung kerja"
Alhamdulillah.
“Karena, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS al-Insyirah: 5-6).
pernah dipublish di:
https://www.facebook.com/istrihyde/posts/10214113312486724