blog ini dalam masa memperbaiki diri,, silahkan kasi kritik dan sarannya demi kemajuan kita bersama ^^ trus jangan lupa di follow ya,,

Kamis, 02 Desember 2010

alat ucap

Pendahuluan
Linguistik sebagai ilmu yang spesifik ialah ilmu yang mempelajari bahasa secara lisan/ tulisan dan termasuk dalam kebudayaan berdasarkan struktur dan bahasa yang dikaji secara metode ilmiah, Istilah linguistik dalam bahasa jepang disebut dengan gengogaku. Sedangkan Linguistik bahasa Jepang disebut dengan Nihongo-gaku. Kata nihonggo-gaku bisa diterjemahkan dengan Ilmu Bahasa Jepang.
Dalam linguistik, yang dikaji bisa berupa kalimat, kosakata, atau bunyi ujaran bahkan sampai pada bagaimana bahasa diperoleh, serta bagaimana sosio-kultural yang mempengaruhi masyarakat pengguna bahasa tersebut.
Ada beberapa cabang ilmu linguistik yang bisa dipelajari sebagai ilmu, yaitu fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, semantic, pragmatic dan sosiolonguistik. Dalam makalah ini kita hanya akan membahas tentang fonetik khususnya bidang alat ucap.
Istilah Fonetik dalam bahasa Jepang disebut onseigaku, yaitu ilmu yang mengkaji tentang bagaimana bunyi bahasa dihasilkan, bagaimana bunyi tersebut bisa sampai pada telinga seseorang serta bagaimana orang tersebut memahaminya. Berbicara tentang bunyi banyak sekali macamnya, Kashima (1997) menggolongkannya seperti berikut:
1)      Bunyi yang tidak berhubungan dengan manusia, seperti bunyi: angin, kenderaan, binatang dan lain-lain
2)      Bunyi yang berhubungaan dengan manusia, yang terdiri dari:
a)      Bunyi yang tidaak disengaja yaitu:
·         Bunyi yang tidak menggunakan alat ucap, seperti bunyi perut.
·         Bunyi yang menggunakan alat ucap, seperti batuk, bersin dan lain-lain
b)      Bunyi yang disengaja yaitu:
·         Bunyi yang tidak menggunakan alat ucap, seperti bunyi tepuk tangan, bunyi ketukan dan lain-lain.
·         Bunyi yang menggunakan alat ucap, seperti bunyi ujaran, siulan dan lain-lain.
Objek kajian fonetik adalah bunyi bahasa (ujaran) yang dihasilkan secara sengaja dengan menggunakan alat ucap dan digunakan untuk menyampaikan suatu makna.
Alat Ucap
Kita tidak akan memahami sebaik-baiknya segala macam bunyi-ujaran bila kita tidak mengetahui sebaik-baiknya tentang alat ucap yang menghasilkan bunyi-bunyi tersebut. Sebab itu dalam Fonologi dipelajari juga bagian-bagian tubuh yang ada sangkut-pautnya dengan menghasilkan bunyi-ujaran tersebut.
Alat ucap adalah organ pada tubuh manusia yang berfungsi dalam pengucapan bunyi bahasa. Organ-organ yang terlibat antara lain adalah paru-paru, laring, faring, rongga hidung, rongga mulut, bibir, gigi, lidah, alveolum, palatum, velum, dan uvula.
Proses terbentuknya bunyi bahasa secara garis besarnya terbagi atas 4 macam yakni :
1.                  Proses mengalirnya udara
2.                  Proses fonasi, yaitu lewatnya bunyi dalam tenggorokkan
3.                  Proses artikulasi yaitu proses terbentuknya bunyi oleh articulator
4.                  Proses oronasal, proses keluarnya bunyi melalui mulut atau hidung
Bunyi-ujaran dihasilkan oleh berbagai macam kombinasi dari alat-ucap yang terdapat dalam tubuh manusia. Ada tiga macam alat-ucap yang perlu untuk menghasilkan suatu bunyi-ujaran, yaitu:
a.              Udara : yang dialirkan keluar dari paru-paru.
b.             Artikulator : bagian dari alat-ucap yang dapat digerakkan atau digeserkan untuk menimbulkan suatu bunyi.
c.              Titik artikulasi : ialah bagian dari alat-ucap yang menjadi tujuan sentuh dari artikulator.
Mula-mula, udara keluar dari paru-paru melewati pita suara yang kadang bergetar dan kadang tidak , kemudian udara tersebut naik ke tenggorokan, lalu masuk ke mulut dan diatur oleh alat ucap (articulator dan titik artikulasi), sehingga menimbulkan bunyi bahasa  yang membawa suatu pesan atau makna.
Rongga hidung
鼻腔
Rongga mulut
口腔
Pangkal kerongkongan
咽頭
Tenggorokan (larinx)
喉頭
Bagan:
Saluran pernafasan
気管
Pita suara
声門    
 
Dilihat dari cara dihasilkannya bunyi tersebut oleh alat-alat ucap, pada umumnya bunyi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1.    bunyi vokal, boin yaitu /a, i, u, e, o/
2.    konsonan, shiin yaitu /k, g,  s, z, t, d, n, h, b, m, r/
3.    semi vokal, hanboin yaitu /w/ dan /j/
Pembagian bunyi ini terjadi berdasarkan pada ada tidaknya hambatan (proses artikulasi) pada alat ucap kita. Vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor:
·         tinggi-rendahnya posisi lidah (tinggi, sedang, rendah)
·         bagian lidah yang dinaikkan (depan, tengah, belakang)
·         bentuk bibir pada pembentukan vokal itu (normal, bundar, lebar/terentang)
Konsonan adalah bunyi bahasa yang arus udaranya mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga faktor:
·         keadaan pita suara (merapat atau merenggang - bersuara atau tak bersuara)
·         penyentuhan atau pendekatan berbagai alat ucap/artikulator (bibir, gigi, gusi, lidah, langit-langit)
·         cara alat ucap tersebut bersentuhan/berdekatan
Artikulator adalah alat ucap yang bersentuhan atau yang didekatkan untuk membentuk bunyi bahasa. Daerah artikulasi adalah daerah pertemuan antara dua artikulator. Macamnya:
·         Bilabial - bibir atas dan bibir bawah (kedua bibir terkatup), mis.: [p], [b], [m]
·         Labiodental - bibir bawah dan ujung gigi atas, mis.: [f]
·         Alveolar - ujung/daun lidah menyentuh/mendekati gusi, mis.: [t], [d], [s]
·         Dental - ujung/daun lidah menyentuh/mendekati gigi depan atas
·         Palatal - depan lidah menyentuh langit-langit keras, mis.: [c], [j], [y]
·         Velar - belakang lidah menempel/mendekati langit-langit lunak, mis.: [k], [g]
·         Glotal (hamzah) - pita suara didekatkan cukup rapat sehingga arus udara dari paru-paru tertahan, mis.: bunyi yang memisahkan bunyi [a] pertama dan [a] kedua pada kata saat
Cara artikulasi adalah cara artikulator menyentuh atau mendekati daerah artikulasi. Macamnya:
·           Bunyi hambat - kedua bibir terkatup, saluran ke rongga hidung tertutup, kemudian katup bibir dibuka tiba-tiba. Mis.: [p] dan [b]
·           Bunyi semi-hambat - kedua bibir terkatup, udara dikeluarkan melalui rongga hidung. Mis.: [m]
·           Bunyi frikatif - arus udara dikeluarkan melalui saluran sempit sehingga terdengar bunyi berisik (desis). Mis.: [f] dan [s]
·           Bunyi lateral - ujung lidah bersentuhan dengan gusi dan udara keluar melalui samping lidah. Mis.: [l]
·           Bunyi getar - ujung lidah menyentuh tempat yang sama berulang-ulang. Mis.: [r]
Selain bunyi-bunyi di atas, ada bunyi yang cara pembentukannya sama seperti pembentukan vokal, tetapi tidak pernah dapat menjadi inti suku kata. Mis.: [w] dan [y] disebut dengan semi vokal.


Kesimpulan
Proses terbentuknya bunyi bahasa secara garis besarnya terbagi atas 4 macam yakni :
1.                  Proses mengalirnya udara
2.                  Proses fonasi, yaitu lewatnya bunyi dalam tenggorokkan
3.                  Proses artikulasi yaitu proses terbentuknya bunyi oleh articulator
4.                  Proses oronasal, proses keluarnya bunyi melalui mulut atau hidung
Ada tiga macam alat-ucap yang perlu untuk menghasilkan suatu bunyi-ujaran, yaitu:
-          Udara : yang dialirkan keluar dari paru-paru.
-          Artikulator : bagian dari alat-ucap yang dapat digerakkan atau digeserkan untuk menimbulkan suatu bunyi.
-          Titik artikulasi : ialah bagian dari alat-ucap yang menjadi tujuan sentuh dari artikulator.
Artikulator / alat ucap bawah teridiri dari:
·         ujung lidah
·         depan lidah
·         tengah lidah
·         belakang lidah
·         bibir bawah
Titik artikulasi/ alat-alat ucap atas terdiri dari:
·         gigi
·         langit-langit gigi (aveolum)
·         langit-langit keras (palatum
·         langit-langit lunak (velum)
·         anak tekak (uvula)
·         bibir atas

Saran
Pembahasan tentang alat ucap ini dirasa masih belum sempurna sehingga disarankan agar lebih banyak lagi mencari di buku-buku tentang Fonetik. Disamping itu, penulis berharap bahasan tentang alat ucap lebih baik di ke depannya.


Daftar Pustaka

Situmorang, Hamzon. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Medan: Usu Press
Sutedi, dedi. 2008. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang (edisi revisi). Jakarta: Humaniora.