sewaktu ingin melihat berita pertama tentang pasca tsunami jepang, yang terlintas di pikiran saya adalah banyak hal sedih yang akan terlihat, mungkin mereka akan menangis meratapi dan terlihat panik krn hrta benda yang menghilang seperti yang saya lihat pada saat gempa/tsunami di aceh tahun 2004 silam. tapi nyatanya tidak, saya melihat para bapak2 dan Ibu yang mengantri untuk berbelanja di konbini *kayak indomaret klo disini*, mereka membeli beberapa keperluan dan cadangan makanan mana tahu akan terjadi bencana lagi. bahkan saya melihat mereka mengantri untuk mengambil uang di ATM dan mengantri untuk air bersih. teman saya mengatakan juga, pada pasca bencana, semua TV menyiarkan tentang perkembangan bencana nonstop tanpa jeda iklan, menyiarkan terus tanpa musik sedih yang melambai lambai yang membuat kita terhanyut, tidak seperti di negara kita, kenapa itu terjadi??

saya pun langsung mengerti, dalam pemikiran mereka, mereka tidak ingin menunjukkan kesedihan karena tidak mau menyusahkan orang lain yang melihat. seperti halnya saat kita memberi makanan yang tidak enak kpd org jpg, org jpg biasanya tdk akan pernah mengatakan makanan tsb itu tidak enak, dia selalu mengatakan "oishii-oishii" krn mrk tdk mau menyakiti hati si yang memberi.
rakyat jepang juga mempercayai pemerintahnya pasti bisa mengatasi masalah itu, jd buat apa mereka merasa panik? satu lagi hal yang penting menurut saya, yaitu karena budaya mengantri mereka sudah berakar di pikiran mereka, inilah kedisiplinan mereka, sungguh hal yang membuat kita iri dan takjub terhadap sifat mereka ini.,
bagaimana dengan kita yang juga memiliki budaya mengantri dan budaya malu, mengapa kita tidak bisa sepeerti itu? yaah,,, seharusnya ini menjadi pertanyaan utk diri kita masing2,,,
source: mayumi sensei, tomo sensei, hamzon sensei, eman sensei, google dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar