saat membaca sebuah buku, selalu terlintas dibenak saya untuk meresensi buku itu walaupun buku itu saya suka atautidak saya suka, namun, lagi lagi dan lagi lagi, saya selalu lupa untuk menuliskannya di blog. maapkan saya yang jarang apdet ini... ^^
kebetulan beberapa minggu lalu saya membaca novel (red: pinjam/ nggak beli). tipe novel seperti ini baru ini saya baca, Kisahnya berdasarkan sejarah yang dibumbui oleh kisah cinta, walau kisah cintanya sih pastinya nyata. nggak terlalu berat bahasanya namun karena banyaknya nama-nama yang tidak saya kenal, saya agak terhambat membacanya ditambah lagi jadwal pesantren (pengangguran santai dan keren) saya yang sibuk. saya membaca 2 novel dalam 2 minggu. (rekor terlama saya membaca buku adalah bukunya pak chairil tanjung, sampai sekarang buku itu masih masuk bab awal awal).
berhubung bukunya masih ada di rak, saya poto sekelak ya,,,
alert: spoiler
judul buku pertama adalah Mehrunnisa the Twentieth Wife menceritakan tentang kisah seorang gadis biasa yang akhirnya bisa menjadi istri kedua puluh sultan Jahangir. Mehrunnisa sendiri telah jatuh cinta kepada sang sultan sejak ia usia 8 tahun, pada saat ia melihat pernikahan sang sultan dengan istri pertamanya. cinta itu terus tumbuh sampai ia remaja, ia berharap bisa menikah dengan sang pangeran (saat itu, sang sultan belom menjadi raja), namun sultan akbar (ayah pangeran jahangir) menjodohkan mehrunnisa dengan Ali quli, seorang prajurit yang amat berjasa bagi negrinya.
pangeran sendiri baru bertemu dan jatuh cinta pada pandangan pertama kepada mehrunnisa beberapa saat setelah lamaran aliquli telah diterima oleh keluarga. saat itu akhirnya mehrunnisa menerima takdirnya untuk menikah dengan aliquli. namun 13 tahun kemudian setelah aliquli wafat. mereka akhirnya bertemu kembali dan saling jatuh cinta. namun cinta tak serta merta menyatukan mereka dengan mudah, banyak rintangan yang di depan mata. termasuk rintangan dari pihak hareem sultan ataupun dari istana.
kisah cinta Jahangir-Mehrunnisa banyak menjadi ilham dalam novel, syair dan drama di india. kisah cinta mereka abadi meskipun yang diketahui dunia adalah kisah Taj-mahal (diketahui ternyata MumTaj-mahal adalah keponakan dari Mehrunnisa) karena monumen cintanya. namun kisah Jahangir-Mehrunnisa menurutku lebih romantis. karena meskipun sultan banyak istri dan selir, namun Mehrunnisa adalah Istri terakhirnya dan mereka menikah bukan karena politik, namun karena cinta.
buku kedua berjudul Nur Jahan the Queen of Mughal, kelanjutan kisah Mehrunnisa yang akhirnya menjadi ratu Mughal. terdapat perbedaan isi yang tersampaikan dalam dua novel ini, jika novel pertama mehrunnisa digambarkan orang yang megikuti aturan dan baik hati. di novel keduanya mehrunnisa terkesan lebih kejam. kekuasaan membuat dia terlihat jahat, ambisius dan tamak.
dalam buku kedua ini, diceritakan bahwa kekuatan sang sultan jahangir sesungguhnya berasal dari seorang wanita. dengan cadarnya wanita ini bisa memerintah meskipun dalam dampingan sang raja, tetapi dia tetap mencintai suaminya, meskipun terkadang mereka bertengkar kecil.
mehrunnisa menjadi perempuan paling berkuasa di negeri Mughal, meskipun saingan di Hareem dan Istana berulang kali mencoba untuk menjatuhkan dirinya. bahkan keponakannya sendiri -yang menikah dengan pangeran khurram (sultan selanjutnya)- berani menolak perintah agar mau menikahkan anaknya Ladly dengan pangeran. Mehrunnisa rela mengorbankan apapun demi ambisi, meskipun begitu, dia tak pernah kehilangan cintanya kepada sang sultan, ia sangat mencintai sultan. sampai akhir hayatnya.
awalnya saya tidak tertarik sama sekali membaca novel dengan kisah tentang India, namun teman saya, kak tika merekomendasikannya, dia bilang coba baca dan nikmati alirannya, ya aku menikmatinya bahkan aku membayangkan seperti di film-film india. Kisah yang cukup menghibur, bahkan tidak kehilangan sisi sisi romantisnya, meskipun kisah ini berbau pemerintahan, kekuasaan dan peperangan.
banyaknya perang antar saudara bahkan ayah-anak yang terpapar dalam kisah ini, memberi sedikit senyuman kecut bahwa dari dulu hingga sekarang kekuasaan kemungkinan besar akan melahirkan ambisi yang besar, ketamakan serta kelicikan.
tapi dari semua itu saya suka tokoh mehrunnisa, meskipun dia wanita, tapi dia hebat pada zamannya, zaman dmn pada saat itu, wanita harus menjaga lisannya, menjaga wajahnya dengan cadar, tersembunyi dalam rumah atau hareem hareem kesultanan bahkan tanduk dan takluk kepada suami. mehrunnisa menunjukkan betapa berkuasanya dia dibandingkan pria pria di sekitarnya.
oh iya, hampir lupa, buku ini ditulis oleh Indu Sundaresan seorang gadis india yang melajutkan kuliah pascasarjananya di Amerika. kedua buku diatas adalah novel pertama dan keduanya.
source: Mehrunnisa the Twentieth Wife dan Nur Jahan The Queen of Mughal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar