Pemerintah sudah membuat alat canggih yang membuat masyarakat lebih mengerti tentang bencana. Jadi kalau ada bencana, alat-alat yang disiapkan pemerntah ini akan bekerja untuk memperingatkaan warga yang tinggal di area bencana. Tapi, kadang karena terlalu canggih, peringatan dini ini tidak sampai ke warga. Justru perubahan kondisi setempat dan perilaku binatang yang enjadi alat canggih untuk memperingatkan masyarakat akan bahaya bencana. Konon memang system peringatan dini lewat binatang ini jauh lebih akurat.
Di korea utara, pemerintahnya menyarankan warga untuk menggunakan hewan peliharaan mereka sebagai system peringatan dini untuk bencana alam gempa bumi. Hal ini diumumkan pasca bencana besar yang baru saja memporakporandakan Jepang. Bukan cuma korea, pemerintah di seluruh dunia kini focus membuat system peringatan dini yang paling efektif untuk melindungi warganya dari bencana alam.
Perilaku aneh hewan peliharaan dikenal memang punya akurasi tinggi untuk dijadikan system peringatan din. Misalnya saja Anjing menggonggong tidak berhanti-berhenti. Ini bisa dijadikan indicator warga agar waspada akan bencana. Pertanda lain mungkin pada saat sapi tidak mau makan, atau kuda yang terus berputar-putar. Ini terbukti pada saat bencana Tsunami 7 tahun lalu. Penelitian melaporkan , pada saat terjadi tsunami di Samudera Hindia di tahun 2004, banyak spesies yang selamat karena berhasil melarikan diri sebelum bencana. Saat itu gajah sontak lari ke tempat yag lebih tingg, anjing menolak keluar dari ruangan dan burung bangau rela meninggalkan daratan rendah tempat mereka biasa berkembang biak demi keselamatan.
Konon kabarnya, bianatang liar punya indra ke enam. Hal ini disebabkan karena kemungkinan binatang sudah ada sejak ribuan abad lalu. Frekuensi rendah sinyal elektromagnetik dari perut bumi, bisa ditangkap oleh hewan sehingga berperilaku aneh sebelum bencana terjadi.
mantab nu !!!
BalasHapus